Jumat, 31 Agustus 2012
SEBAGIAN MUKJIZAT DOSAKU
Terlahir dengan segala macam yang ada padaku dan di sekelilingku. Semuanya membuat diriku tak jauh dengan yang menyebabkanku mendapat murka-Nya kelak. Namun harus ku akui peran diriku lebih besar dalam upaya memperoleh siksa itu. Dosa, dosaku terlampau banyak jika harus musnah dan kembali suci. Tak ada tempat lagi padaku untuk setitik fitrah.
Iblis
telah menganugerahiku sebagaimana tuhan memberikan mukjizat kepada Ibrahim.
Malaikat terusir itu membuat dosaku tak lebur dalam panas. Pun jika dengan api
yang meleburkan keyakinan.
Dosaku terlampau tangguh, tak terhancurkan oleh keajaiban apapun. Dia bukan
lautan yang dapat terbelahkan oleh kebesaran-Nya pada Musa yang ditunjukan di
depan penguasa, Ramses. Di sisi lain dia dan diriku seperti lautan yang
menenggelamkan sekaligus menutup sejarah kesombongan Fir'aun. Aku tak bisa
dipisahkan dengan dosaku, akhirnya dia akan menenggelamkan dan menjerumuskanku
pada pembalasan tuhan.
Aku telah beberapa kali mengalami pertempuran yang hebat dengan dia. Di semua
peperangan aku selalu berhasil mengalahkannya. Tapi, sosok malaikat bertanduk
mencuri kelebihan Isa Al-Masih dan meletakannya padaku, sehinga aku lagi-lagi
bisa menghidupkan dosaku untuk yang kesekian kalinya. Mungkin ada sensasi lain
ketika aku berhasil mencabut nyawa dan membangkitkan kembali dosa. Kesenangan
tersendiri rupa-rupanya selalu membuntutiku.
Terkutuk, namun indah, abadi dan terjaga olehku. Tak ubahnya seperti firman
berisi ilmu yang dikemas dengan kata sya'ir mengagumkan dan mempesona yang
diturunkan kepada kekasih-Nya, Muhammad. Sepertinya makhluk yang mengadakan
perjanjian dan akan menghuni di kekekalan neraka telah mempelajari bagaimana
utusan terakhir mengalirkan air dari jarinya. Laknat, musuh abadiku itu secara
diam-diam mewariskan keahlian yang baru dipelajarinya itu padaku. Sehingga
setiap waktu catatan burukku mengalir tiada henti layaknya mata air. Tangan,
mata, telinga, mulut dan semua yang ada padaku menjadi sumber dosa. Benalu
untukku dan yang ada di sekitarku, bahkan jagat raya. hingga iblis bersayappun terkena imbasnya.
Jika sudah seperti ini, aku hanya bisa berharap diriku jauh, terbebas dan tak
tersentuh dosa. Kiranya, cara seperti apa yang harus aku lakukan untuk
menghanguskan dosa? Jalan sebelah manakah yang dapat memisahkanku dengan dosa?
Pembantaian sekejam dan sesadis apakah agar dosa tak lagi hidup? Mata apakah
namanya yang bisa memandang hina terhadap dosa? Benda apakah yang dapat
menyumbat aliran dosa? Mungkin hanya dengan mencari ridla-Nya si busuk dariku
bisa hilang raib. Kasih-sayang tuhan lah yang dapat membebaskanku dari dosa.
Share
Label:
Uncategorized
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar