Minggu, 01 Januari 2012

postheadericon Aku dan Para Malaikat-Nya


Aku tak pernah tahu tugas malaikat Jibril sekarang setelahnya semua nabi berhasil tuhan utus ke bumi untuk masing-masing ummatnya. Adakah beban lain selain dari pada mengabdi pada yang menciptakannya?. Mengapa tak mengirimkan ilham saja padaku, atau bahkan wahyu. Mungkin semua yang aku rasa mengenai mimpi, massa depan dan yang aku tahu merupakan salah satu dari sekian yang diberikan jibril padaku.

Ah…orang sepertiku mana mungkin mendapat bisikan dari malaikat pembawa wahyu. Kalau bisikan iblis bisa saja, karena lebih seringnya aku menghendaki perilaku buruk daripada keinginan untuk berbuat baik. Meski semua manusia dianugerahi sifat hanif (kecenderungan pada kebaikan), tapi tetap saja bisikan syetan lebih dominan. Dan aku takut semua ini aku anggap wahyu. Salah rehab nantinya.

Mikail, sudikah kiranya dia memberikan rizki yang tuhan titipkan untukku. Bukan karena aku seorang kufur nikmat. 
Isrofil, kapankah dia mengakhiri perjalanan hidupku dan hidup orang lain?. Sangkakala kebinasaan semua jagat raya akankah terjadi pada tahun ini sebagaimana mitos suku maya yang berkembang. Tak ada yang tahu pasti kapan dia meniupkan terompet pusaka warisan tuhannya.

Sementara itu, di perjalananku menuju alam baqa Izroil terus membuntutiku untuk menunggu perintah tuhannya. Dan tanpa aku sadari akupun menuju pada lambaian tangan kematian. Kapanpun ajal menjemput, aku selalu siap. Aku tak takut mati dan berani hidup, makanya aku sekarang masih eksist di sini. Semua perbekalan amalku telah aku gondoli, termasuk semua dosa yang selama ini aku kerjakan.

Tak berapa lama lagi di depan sana, Munkar dan Nakir membukakan pintu kubur dengan lebar. Mereka berdua telah siap kedatangan tamu-tamunya. Dengan segudang pertanyaan dan selalu menunggu saat-saat pengintrogasian diriku. Dan aku harus siap menjawab soal tersulit bagi manusia jika aku ingin mendapatkan sambutan baik dari pemilik rumah bawah tanah itu. Jika aku bodoh, maka aku akan ditempatkan di ruang sesak yang menghimpit tubuhku.
Kutanya pada sekertaris pribadi mengenai schedule dan catatan baikku. Namun tak ada job yang harus aku kerjakan, catatan baikku tak ada sama sekali dalam dairy Raqib. Bagaimanakah ini? Apakah dia malas, catatan hariannya dicuri orang, hilang, atau memang tak ada yang perlu dicatat mengenai aku?. aku berharap catatannya tertukar dengan catatan Atid. Entahlah yang jelas Raqib  tidak mempunyai catatan harian tentang perjalanan hidupku.

Atid, selalu sibuk dengan mencatat dosa-dosaku yang meyebabkan tuhan murka. Kemarin aku bertemu dia, seraya aku Tanya “hendak ke manakah sahabat Atid?” seraya dia menjawab “aku mau beli buku” dengan dipenuhi rasa penasaran aku Tanya lagi dia “untuk apakah gerangan buku itu?” sambil berlalu pergi dia berkata “untuk catatan dosamu”. Ya…dosaku telah terlampau banyak, sehingga tak tertuliskan lagi dalam catatan  Atid.

Mungkin Setelahya semua berlalu, aku kan mencoba bertamu ke tempat saudaraku Malik berada. kelihatannya kelak nanti Malik akan dengan senang hati menerima kunjunganku untuk yang pertama dan terakhir. Aku berkhayal Dengan badan sedikit membungkuk pertanda hormat, tangan kanan mengisyaratkan selamat datang, dan tangan kirinya disimpan dibalik badan, tepatnya di pinggang atas bokong. dia akan menerimaku dengan dipenuhi keramahan. Namun dibalik sifat welcomenya itu, tersimpan kemuakan pada tamunya ini. Mungkin saja tangan kirinya yang tersembunyi memegang sebuah palu besar yang digunakannya untuk menggendir kepalaku. Pembawaannya itu mungkin merupakan loyalitas terhadap tuhannya.

Setelah kucoba berkunjung kepada Malik, aku lanjutkan bertamu kepada kawan lamaku Ridwan. Sesampainya di halaman, kusapa dia, tak ada reaksi sedikitpun. muka masam Ridwan jelas terpampang di hadapanku. Mungkin karena aku kawan lamanya yang telah tergantikan dengan kawan barunya. Orang sepertiku memang tidak berhak untuk mengunjungi rumah yang khusus untuk orang-orang yang mulia dalam pandangan tuhan. 

Tapi mungkin setelah aku mengunjungi laundry akhirat, sebagai tempat pembersihan manusia. Ada kemungkinan aku bisa mengunjungi kawan lamaku. Semoga saja aku diterima dengan baik, meski dengan wujudku yang akan Nampak asing dari orang kebanyakan di tempat itu.
Share

5 komentar:

Anonim mengatakan...

kisah fiktif di awal tahun 2012...yang sangat inspiratif dan mempunyai pesan moral yang tersirat. ceritanya cukup bagus dan mengandung ajakan moral yang mengingatkan kita terhadap sesuatu hal yang kecil sampai hal besar sekalipun.

Fahmi Faneja mengatakan...

thank's...
hatur nhun...
truskan blogging...
salam blogger

Moch. Shaleh mengatakan...

Oh atos aya deui nu enggal..
alhamdulillah saparantosna di deres dugi ka akhir sgala laku lampah anu parantos kapilaku ku abdi pribados asa ka emutan sgala laku lampah anu awon,, abdi yakin nu di raos ku abdi sanes ukur karaos ku abdi tapi sadaya nu atos ngaderes bacaan ieu..
aturnhun kana tulisanana anu ngandung psen moril mugi tetep istikomah..

Fahmi Faneja mengatakan...

swangsulna...
mugi-mugi nu ngaos ieu sratan tyasa nyandak hikmahna...

Anonim mengatakan...

bagus,bagus....

About Me

Foto Saya
Fahmi Faneja
Fundamental, Sosialis, Sekuler dan Liberal....
Lihat profil lengkapku
FAHMI FANEJA. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut