Sabtu, 31 Desember 2011

postheadericon Islam, Antara Nama dan Sifat

Postingan ini lahir dari kebodohan saya selaku penulis mengenai agama. Karenanya, bagi para pengunjung yang membacanya mohon untuk memberikan kritik dan saran untuk meluruskan pendapat saya, Karena saya hanya menggunakan interpretasi tekstual.

Islam… secara etomologi berasal dari bahasa arab, dengan akar kata SIN- LAM- MIM   (dibaca sa la ma) yang artinya selamat. Dan dari timbangan ASLAMA- YUSLIMU –ISLAMAN. Kalau tidak salah artinya berserah diri. Jadi, secara sederhana orang Islam bisa diartikan sebagai orang yang menyerahkan dirinya kepada allah swt.

Banyak dari masyarakat -khususnya di bumi pertiwi- yang menamakan diri mereka Islam, bahkan di kartu pengenalnya pun demikian. Pada Kartu Tanda Penduduk (KTP)nyapun yang sudah tidak berlaku lagi tertulis “Agama : Islam”. Ya…Islam hanya sebatas nama agamanya saja. Bukan pandangan hidup yang berimplikasi pada perilaku.

Padahal, Islam bukan hanya nama belaka, melainkan harus dilengkapi dengan rukun Islam yang lima. Dan kelima rukun itu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Namun ada pengecualian untuk rukun yang terakhir. Khusus rukun yang kelima satu kalipun sudah cukup, itu juga bagi yang mampu. Baik secara materi maupun imateri.

            Dalam sebuah hadits, Muhammad saw. Berkata :
            “perumpamaan seorang muslim itu adalah seperti lebah”

Yang saya ketahui, lebah merupakan hewan yang tak pernah mematahkan ranting yang dihinggapinya. Bahkan jika dia menjajakan kakinya pada bunga, maka itu akan membantu proses penyerbukan pada bunga tersebut sehingga terjadilah pembuahan tanaman. Di samping itu, meski dengan wujudnya yang tak seindah lalat hijau, lebah selalu hinggap di tempat-tempat yang indah dan bersih. Berbeda dengan lalat yang lebih senang hidup di lingkungan yang kotor dan beraroma busuk.

Bila bercermin pada sifat lebah, idealnya orang Islam di manapun dia berada tidaklah mengganggu ketentraman lingkungan (di mana bumi dipijak di sana langit dijunjung). Bahkan orang Islam dituntut untuk memberikan kontribusi bagi kontinuitas dan equibliritas masyarakat dan kehidupannya (sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lainnya).

Sekali lagi saya tegaskan bahwa, Islam tidak hanya nama semata. Karena jika Islam hanya nama saja, maka tak kan ada kebahagian. Merujuk pada surat Al-Baqoroh ayat 62, nama Islam tidak disebut di sana. Justru Yahudi, Nasrani, dan Penyembah Bintanglah yang tercantum. 

            “sesungguhnya orang-orang yang Beriman, dan orang Yahudi, dan orang Nasrani, dan Penyembah Bintang. Siapa saja yang beriman pada Allah dan hari akhirat dan mengerjakan amal sholeh. Maka bagi mereka ganjarannya di sisi tuhan mereka, dan tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak pula mereka berduka cita

Dengan begitu, semakin Nampak jelaslah bahwa Islam bukan hanya nama semata, melainkan sifat, sebagaimana termaktub dalam ayat di atas. Apalah arti sebuah nama? Justru karena sifat yang melekat pada sesuatulah nama itu ada.
           
Share

3 komentar:

Anonim mengatakan...

seorang bule pernah mengatakan :
"saya melihat muslim di indonesia, tapi saya tidak melihat islam di indonesia"
kiranya tulisan anda ada relevansinya dengan itu...

cantix mengatakan...

xlo mnurut q,, org" yg skrg ne mengaku dirinya beragama islam tu hnya lag sbatas islam kluarga/ktrunan,, krn mrek tdk mncari sndiri sprti apa itu islam,, hnya tau melalui cerita org tua,, dan itu mungkin termasuk saya,, dan yg sya tau jga tdk smua org islam itu beriman, tpi stiap yg beriman itu pasti muslim,,

Fahmi Faneja mengatakan...

thank's tuan dan nyonya...
komentnya edan-edan pada...
sepakat saya dengan koment tuan dan nyonya...

About Me

Foto Saya
Fahmi Faneja
Fundamental, Sosialis, Sekuler dan Liberal....
Lihat profil lengkapku
FAHMI FANEJA. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut