Senin, 06 Juni 2011

postheadericon Pengaruh Ide Agama Max Weber

A.                Pendahuluan

Pemikiran Weber banyak dipengaruhi sekaligus mengkritik buah pemikaran Marx. Dalam berbagai karyanya, Weber dan Marx sangat tidak akrab. Weber memandang Marx dan Marxian pada saat itu sebagai determinis ekonomi yang mengemukakan teori-teori penyebab tunggal tentang kehidupan sosial.
Teori Marx merupakan materialisme historis, yang berpandangan sejarah manusia berjalan karena basis ekonomi dan produksi. Ekonomi merupakan basis masyarakat. Sehingga untuk merubah masyarakat bukanlah dari suprastruktur, melainkan dari infrastruktur. Struktur kontemporer dibangun di atas landasan ekonomi semata. Dan ide hanyalah merupakan refleksi kepentingan material yang menentukan ideology.
Weber dianggap telah mendistorsi Marx, seperti halnya Marx telah mendistorsi Hegel sebagai pendahulunya. Pemikiran Weber lebih terkonsentrasi pada pengaruh ide terhadap ekonomi. Weber menganggap ide sebagai kekuatan superior yang besar pengaruhnya pada dunia ekonomi.
Contoh lain yang terlihat adalah dalam proses pembalikan teori Marxian dalam bidang teori stratifikasi. Dalam karyanya ini, Marx memusatkan perhatiannya pada kelas sosial. Meski Weber mengakui pentingnya faktor ini, ia menegaskan bahwa dimensi stratifikasi lain juga penting.
Di sini terbukti bahwasannya Weber lebih banyak mencurahkan perhatiannya pada berbagai gagasan, terutama pada sistem ide keagamaan. Namun keadaan ini tidak mengindikasikan bahwa Weber seorang idealis dan materialis.


B.                 Sketsa Biografi Max Weber

Max Weber lahir di Erfurt, Jerman 21 april 1864. Dia merupakan anak sulung dari keluarga terpandang protestan yang berbeda. Ayahnya seorang politikus hedonis. Sementara ibunya merupakan calvinis yang saleh dan memiliki perasaan agama yang sangat kuat. Ketika berusia 14 tahun weber telah mampu membaca hasil karya Homer, Vigil dan Livy secara lancar. Namun meskipun demikian dia bukan seorang kutu buku yang sinambung pada masa studinya.
Perbedaan antara ayah dan ibunya menyebabkan ketegangan keluarga Weber. Dan hal ini berdampak besar pada Weber, baik terhadap orientasi intelektualnya maupun kondisi psikologisnya.
Pada mulanya Weber mamilih orientasi hidup ayahnya, tapi kemudian tertarik pada orientasi ibunya. Dan pilihan yang berbeda itu membawa dampak negatif yang besar pada kejiwaan Weber. Ketika berusia 18 tahun Weber minggat dari rumah dan belajar di Universitas Heidelberg. Di sana dia hanya kuliah tiga semester, meskipun demikian tapi dia telah menunjukan kematangan intelektual.
Pada tahun 1884, dia kembali ke Berlin dan menyelesaikan studinya hingga mendapat gelar Ph.D., dan memiliki pekerjaan tetap. Dalam proses itu minatnya bergeser ke ekonomi, sejarah dan sosiologi yang menjadi pusat perhatiannya selama sisa hidupnya.
Pada tahun 1896 weber diangkat menjadi professor di Universitas Heidelberg. Setahun kemudian ayahnya meninggal dunia setelah terjadi pertengakaran antara mereka, karena Weber menunjukan sikap antipati terhadap ayahnya dan lebih memilih hidup bersama ibunya. Dan tak lama setelah itu Weber mengalami gangguan syaraf. Selama tujuh tahun weber mangalami hal ini dan mendekati kehancuran total.
Namun pada tahun 1904 ia mulai kembali aktif dalam proses mengajar. Dan pada saat itu juga dia menyelesaikan salah satu karya terbaiknya, The Protestan Ethic and the Spirit of  Capitalism.
Menjelang kematiannya (14 juni 1920) dia menulis karya yang sangat penting, Ekonomi and Society. Meski telah dialihbahasakan namun buku ini belum rampung. Dia juga membantu membidani lahirnya German Sociological  Society pada tahun 1910. Dan dia menjadikan rumahnya sebagai tempat untuk berkumpulnya pakar berbagai macam cabang ilmu.


C.                Definisi Agama

Dalam dinamika agama dan perubahan sosial, agama bisa dijadikan obyek ataupun subyek. Menurut Weber, perubahan mengalir dari suprastruktur menuju infrastruktur. Ide dan pola pikir mempengaruhi tingkah laku praktis. Begitu pula dengan agama, menurut dia agama merupakan sebuah gagasan yang berimplikasi pada tingkah laku manusia.
Teori ini didasarkan pada fenomena empiris dimana Weber menemukan bahwa terdapat korelasi antara afiliasi agama protestan pada kondisi pra kapitalis pada kemajuan.
Hal ini didasarkan pada fenomena banyak dijumpainya agen penting (pemimpin perusahaan), tenaga teknis, dan komersial terlatih yang cenderung didominasi oleh orang-orang protestan mendorong seseorang untuk bekerja sungguh-sungguh. Bagi Weber hal inilah yang dianggap berpengaruh besar pada peralihan dari ekonomi tradisional ke arah ekonomi modern.
Sebuah asumsi yang kontradiktif dengan Marx, menurutnya infrastrukturlah yang menentukan suprastruktur. Hal ini dikarenakan Marx merupakan seorang materialis tulen, yang menganggap basis kehidupan adalah besifat materil.
Teori Marx dan Weber sama pentingnya untuk perkembangan teori sosiologi. Kedunya memilki unsur kebenaran. Dalam hal tertentu Weber menentang Marx dan di sisi lain Weber memperluas gagasan Marx.

D.                Pengaruh Ide Agama

Segala sesuatu pasti memiliki fungsi ataupun konsekwensi logis, terlepas apakah konsekwensi positif ataupun negatif. Begitu juga dengan agama yang sudah pasti memiliki konsekwensi pada berbagai macam sektor kehidupan.
Dalam kehidupan agama memiliki nilai sentral, menurut Karl Marx, perjuangan antar kelas merupakan kunci untuk mengerti perubahan sejarah serta transisi dari satu tipe ke tipe struktur sosial lainnya. Perjuangan kelas mencerminkan kepentingan-kepentingan ekonomi obyektif yang berlawanan dalam kelas yang berbeda. Kepentingan-kepentingan ini ditemukan oleh kondisi-kondisi materil  di mana para anggota dari kelas-kelas yang berbeda itu berada.
Weber mengakui pentingnya kondisi materil dan posisi kelas ekonomi  dalam mempengaruhi  kepercayaan, nilai dan perilaku manusia. Weber memperluas perspektif Marx  mengenai stratifikasi. Namun Weber benpendapat bahwa teori Marx terlalu memihak, yang hanya mengakui pengaruh ekonomi dan materi, serta menyangkal bahwa ide-ide, bahkan ide agama dapat mempengaruhi yang independen terhadap perilaku manusia. Weber menekankan bahwa orang cenderung mempunyai kepentingan ideal dan juga materil.
Kepentingan ideal dapat mempengaruhi motivasi manusia secara independen. Meskipun terkadang bertentangan dengan kepentingan materilnya. Namun dia tidak menerima posisi idealis  seperti Hegel, yang mengecilkan kekuatan-kekuatan materil  dan sebaliknya melihat sejarah manusia hanyalah merupakan manifestasi ideal-ideal  budaya. Weber sebaliknya merasa perlu mengakui pengaruh timbal-balik antara kepentingan ideal dan kepentingan materil dan menentukan secara empiris dalam kasus individu, apakah kepentingan ideal atau materil itu yang lebih dominan.
Analisa Weber dalam bukunya  The Protestan Ethic and the Spirit of Capitalism menyebutkan bahwa besarnya pengaruh keagamaan pada ekonomi. Ia memusatkan perhatiannya pada protetanisme terutama sebagai sebuah gagasan, dan pengaruhnya terhadap kemunculan system gagasan lain, yakni kapitalisme, dan akhirnya terhadap system ekonomi kapitalis.
The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism, meruapakan karya Weber yang mencoba mengadakan dikotomisasi pengaruh-pengaruh orientasi keagamaan antar Protestan dan Katolik dalam wilayah kegiatan ekonomi. Weber menemukan kenyataan bahwa dalam konteks Eropa modern pemimpin-pemimpin niaga dan pemilik modal, maupun meraka yang tergolong sebagai buruh terampil tinkat tinggi, perusahaan-perusahaan modern yang terlatih dalam bidang teknis dan niaga, kebanyakan adalah para pengikut Protestan.
Jika kita lihat pada awal-awal abad ke 16, maka akan terliahat bahwa terdapatnya orang-orang Protestan sebagai orang yang memegang kekuasaan dan keterampilan dalam bidang teknis dan perniagaan. Jadi ini bukan merupakan fenomena keberagamaan Protestan pada masa kontemporer saja, dimana Weber mencetuskan statemennya, melainkan ini merupakan fakta sejarah.
Namaun sejauh mana korelasi semangat keagamaan dengan peningkatan tarap hidup masyarakat dalam bidang ekonomi?, apakah doktrin keagamaan Protestan telah mengantarkan kemajuan ekonomi tersebut?, ataukah sebaliknya terdapat unsur-unsur sosial yang lahir dari sebauh fenomena kemoderan?
Begitu sangat besarnya pengaruh ide keagamaan pada kehidupan di mata Weber. Sebagaimana asumsinya bahwa dinamika sosial sosial itu mengalir dari suprastruktur menuju infrastruktur. Konsep ide dimanifestasikan pada berbagai macam kehidupan.



DAFTAR BACAAAN

Ritzer , George.(2010). Teori sosiologi modern. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.  Cet. VI.

Johnson, Doyle Paul.(1988). Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Cet. II.

Soekanto, Soerjono(1985). Max Weber, Konsep-Konsep Dasar sosiologi.Cet. I
Nazsir, Muhammad(----). Teori-Teori Sosiologi
Max Weber, The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalsim, (trj) Talcott Parson (New ork: Carles Scribner's Son,1958).
Anthony Giddens, Kapitalsime dan Teori Sosial Modern; Suatu Analisis Karya Tulsi Marx, Durekheim dan Max Weber, terj. Soeheba Kramadibrata, (Jakarta: UI Press, 1986), h. 153

Share

3 komentar:

blogerdin mengatakan...

Blognya mantep mas. Byk wawasannya. Update trus mas. Skalian bagi tipsnya mas.

Dpasangin widget artikel terkait. Pasti bkalan lebih mantep mas.

Fahmi Faneja mengatakan...

ya...lumayan wan lah...
mungkin tuk kdpannya insya allah, itu juga klw saya bisa...

marahum mengatakan...

Pengaruh gagasan dari max weber tolong jelaskan

About Me

Foto Saya
Fahmi Faneja
Fundamental, Sosialis, Sekuler dan Liberal....
Lihat profil lengkapku
FAHMI FANEJA. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut